Jumat, 20 Mei 2016

STIK Akper Pem.Kab Serang

AIR DALAM TUBUH

Air dan Cairan Tubuh

Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan tetapi hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa lemak (lean body mass). Angka ini lebih besar untuk anak-anak dan ketika usia tua menurun menjadi 50%. Kehilangan ini sebagian besar merupakan kehilangan ekstraseluler. (Montvillo,2010)

Berapa Banyak Air yang Harus Dikonsumsi per Hari?

Pertanyaan ini cukup sulit untuk dijawab sebab sifatnya relatif, tergantung dari pola makan, kondisi, dan aktivitas masing-masing individu. Tapi ada satu indikator yang jelas:Haus. Ya, haus adalah indikator bahwa tubuh sedang membutuhkan asupan air. Orang yang asupan makannya terdiri dari berbagai jenis makanan berair seperti buah-buahan dan sayuran segar, cenderung membutuhkan asupan air yang lebih sedikit. Khususnya apabila makanan tersebut tidak mengandung garam. Ya, garam memberi pengaruh terhadap kebutuhan air; termasuk pengaruhnya terhadap rasa haus yang cenderung muncul setelah konsumsi garam dalam jumlah banyak.
Saya tahu bahwa ada anjuran untuk meminum setidaknya 8 gelas per hari. Tapi sekali lagi, kondisi seseorang, aktivitas, dan pola makan tidak sama. Semakin tinggi tingkat aktivitas seseorang, semakin tinggi asupan air yang diperlukan; tentu juga berlaku sebaliknya. Kondisi lain, Seperti yang dibicarakan di atas, apabila seseorang rutin mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar, kebutuhan air tambahan cenderung lebih sedikit sebab buah dan sayuran memiliki prosentase kandungan air yang cukup tinggi. Kebanyakan sayuran dan buah-buahan mengandung 75% air. Sayuran berdaun dan buah-buahan lembut bahkan bisa memiliki prosentase air hingga 95%. Satu lagi, kadar lemak juga mempengaruhi kandungan air di dalam tubuh. Semakin banyak lemak, semakin sedikit air. Selain itu, banyak sekali indikator lain seperti temperatur, usia, kondisi kesehatan, dll. (Almatsier,2006)

Komposisi Cairan Tubuh

Zat yang terlarut dalam cairan tubuh terdiri atas elektrolit dan nonelektrolit. Zat non-elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik. Ion-ion bermuatan positif disebut kation dan yang bermuatan negative disebut anion. Kation terdiri dari natrium, kalium, dan magnesium, sedangkan anion terdiri dari klor, HCOɜ, protein. (Sarnak,2011)

Jangan menyepelekan air karena ternyata air merupakan zat gizi yang memiliki fungsi penting bagi tubuh manusia.
Selain itu, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan air dalam tubuh dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit. Hal itu tentu saja akan membuat hidup Anda menjadi lebih sehat dan nyaman.

Fungsi Air Dalam Tubuh 
  1. Pembentuk sel dan cairan tubuh. Komponen utama sel adalah air, sebesar 70-85%. Sedangkan dalam sel lemak, kurang dari 10%. Air berperan besar dalam darah (mengandung 83% air), cairan lambung, hormon, enzim, otot, dan juga berguna dalam menjaga tonus otot sehingga otot mampu berkontraksi.
  2. Pengatur suhu tubuh. Air dapat menghasilkan panas, menyerap dan menghantarkan panas ke seluruh tubuh sehingga tubuh tetap stabil. Selain itu, juga membantu mendinginkan tubuh melalui penguapan dari paru dan permukaan kulit dengan membawa kelebihan panas keluar tubuh.
  3. Pelarut zat-zat gizi lain dan pembantu proses pencernaan makanan. Mulai dari membantu produksi air liur saat makanan di mulut, melarutkan makanan dan membantu melumasi makanan agar masuk ke kerongkongan.
  4. Pelumas dan bantalan. Air berfungsi sebagai pelumas atau lubrikan dalam bentuk cairan sendi sehingga sendi dapat bergerak dengan baik dan meredam gesekan antar sendi. Selain itu, air menjadi bantalan tahan getar (shock absorbing fluid cushion) pada jaringan tubuh, seperti otak, medulla spinalis, mata dan kantong amnion dalam rahim.
  5. Media transportasi. Membantu pertumbuhan dan regenerasi sel secara efektif (carrier) dan menjadi media berbagai zat dengan sifat dan kutub ion yang berbeda. Selain itu, membantu transportasi oksigen dalam tubuh dan sebagai media transportasi bagi gas karbondioksida saat mengeluarkan napas.
  6. Media eliminasi sisa metabolisme. Dengan air, sisa-sisa metabolisme dalam tubuh dikeluarkan melalui saluran kemih, saluran cerna, saluran napas dan kulit. (Ditriana Rahmianti)
























DAFTAR PUSTAKA

Cakrawati Dewi dan Mustika NH.(2012).Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung.ALFABETA

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat.(2007).Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Rajawali Pers









Minggu, 19 Mei 2013

9. manajemen keperawatan


MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. DEFINISI



Manajemen Keperawatan - Dalam dunia keperawatan tentunya pelaksanaan manajemen keperawatan adalah salah satu pokok hal yang mempengaruhi semua proses keperawatan. Dan tindakan keperawatan dan segala hal yang berkaitan dengan keperawatan juga tidak terlepas dari manajemen keperawatan ini. Kali ini Blog Keperawatan akan mencoba sharing sedikit mengenai manajemen keperawatan dan semoga bisa berguna serta dapat memberikan manfaat. 

Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.

Manajemen

Input dari proses manajemen
 keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.

Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.

Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan.
Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :

1.    Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
2.    Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
3.    Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
4.    Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
5.    Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
6.    Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
7.    Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
8.    Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
9.    Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
10.  Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.

Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.

Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.


B. FUNGSI

      FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
      a.    Perencanaan
Adalah suatu proses menetapkan sasaran dan memilih cara untuk sasaran tersebut
      b.    Pengorganisasian
Adalah seluruh proses pengelompokan tugas-tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab, penetapan orang dan alat-alat.
      c.    Pengarahan
Adalah pengeluaran, penugasan, pesanan dan instruksi.
      d.    Pengawasan dan Pengendalian
Suatu proses kegiatan seorang pemimpin untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan ketentuan yang telah ditetapkan (Wijono, 1997).

C. APLIKASI

KESIMPULAN
Penerapan konsep manajemen menuntut para pelaku yang terlibat dalam manajemen keperawatan untuk selalu  melaksanakan fungsi- fungsi manajemen.
Lingkup manajamen keperawatan yang terdiri dari manajemen operasional dan asuhan keperawatan perlu dilaksanakan berdasarkan standart keperawatan.
 





Sabtu, 18 Mei 2013

8. keperawatan gerontik


KEPERAWATAN GERONTIK

A. DEFINISI


PENGERTIAN
Ilmu Keperawatan Gerontik  Ilmu + Keperawatan + Gerontik
  • Ilmu : pengetahuan dan sesuatu yang dapat dipelajari
  • Keperawatan : konsisten terhadap hasil lokakarya nasional keperawatan 1983
  • Gerontik : gerontologi + geriatrik
  • Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
  • Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.
  • Keperawatan Gerontik : suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
LINGKUP PERAN DAN TANGGUNGJAWAB
Fenomena yang menjadi bdang garap keperawatan gerontik adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (KDM) lanjut usia sebagai akibat proses penuaan.
Lingkup askep gerontik meliputi:
1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan
2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan
3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat proses penuaan
Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan fungsinya sebagai berikut:
1. Sebagai Care Giver /pemberi asuhan langsung
2. Sebagai Pendidik klien lansia
3. Sebagai Motivator
4. Sebagai Advokasi
5. Sebagai Konselor
Tanggung jawab Perawat Gerontik
1. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal
2. Membantu klien lansia untuk memelihara kesehatannya
3. Membantu klien lansia menerima kondisinya
4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukan secara manusiawi sampai dengan meninggal.
Sifat Pelayanan Gerontik
1. Independent (layanan tidak tergantung pada profesi lain/mandiri)
2. Interdependent
3. Humanistik (secara manusiawi)
4. Holistik (secara keseluruhan)
Model Pemberian Keperawatan Profesional
1. Model Asuhan
2. Model Manajerial  berkaitan pada pengaturan/manajemen
Model asuhan yang sesuai masih dalam penelitian…………………………………
Diterima sementara ini “Ad an Adaptation Model of Nursing” (Sister Calista Roy)
Model Manajerial yaitu: yang sesuai juga masih dalam penelitian tentang yang lebih mengarah pada tindakan yang profesional.
Keperawatan Gerontik adalah Praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua (KOZIER, 1987). Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.

       Lingkup Keperawatan Gerontik
Lingkup asuhan keperawatan gerontik adalah pencegahan ketidakmampuan sebagai akibat proses penuaan, perawatan untuk pemenuhan kebutuhan lansia dan pemulihan untuk mengatas keterbatasan lansia. Sifat nya adalah independen (mandiri), interdependen (kolaborasi), humanistik dan holistik.

 Pengertian Lansia
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiapindividu (http://www.scribd.com/doc/54276751/2/Pengertian-Lansia).
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan adanya perubahan dalam hidup (Isawi, 2002)



B. FUNGSI

Keperawatan Gerontik Meliputi Peran Dan Fungsinya Sebagai Berikut:


1. Sebagai Care Giver /Pemberi Asuhan LangsungMemberikan asuhan keperawatan kepada lansia yang meliputi intervensi/tindakankeperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan menjalankan tindakan medis sesuaidengan pendelegasian yang diberikan.

2. Sebagai Pendidik Klien LansiaSebagai pendidik, perawat membantu lansia meningkatkan kesehatannya malalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medic yangditerima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yangdiketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatankepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kadar kesehatan, dan lain sebagainya.

3. Sebagai Motivator Sebagai motivator,perawat memberikan motivasi kepada lansia.

4. Sebagai AdvokasiSebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antar klien dengan timkesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien danmembantu klien memahami semua informasi dan upeya kesehatan yang diberikan oleh timkesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus


B.       Fungsi Perawat Gerontik
Menurut Eliopoulous tahun 2005, fungsi perawat gerontologi adalah:
1.       Guide Persons of all ages toward a healthy aging process (Membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat).
2.       Eliminate ageism (Menghilangkan perasaan takut tua).
3.       Respect the tight of older adults and ensure other do the same ( Menghormati hak orang dewasa yang lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal yang sama).
4.       Overse and promote the quality of service delivery (Memantau dan mendorong kualitas pelayanan).
5.       Notice and reduce risks to health and well being ( Memerhatikan serta mengurangi risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan).
6.       Teach and support caregives (Mendidik dan mendorong pemberi pelayanan kesehatan).
7.       Open channels for continued growth ( Membuka kesempatan untuk pertumbuhan selanjutnya).
8.       Listern and support (Mendengarkan dan memberi dukungan).
9.       Offer optimism, encourgement and hope (Memberikan semangat, dukungan dan harapan).
10.   Generate, support, use and participate in research (Menghasilkan, mendukung, menggunakan, dan berpatisipasi dalam penelitian).
11.   Implement restorative and rehabilititative measures (Melakukan perawatan restoratif dan rehabilitatif).
12.   Coordinate and managed care (Mengoordinasi dan mengatur perawatan).
13.   Asses, plan, implement and evaluate care in an individualized, holistic maner ( Mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi perawatan individu dan perawatan secara menyeluruh).
14.   Link services with needs (Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan).
15.   Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality (Membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya).
16.   Understand the unique physical, emotical, social, spritual aspect of each other (Saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial dan spritual).
17.   Recognize and encourge the appropriate management of ethical concern (Mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempatnya bekerja).
18.   Support and comfort through the dying process (Memberikan dukungan dan kenyamanan dalam menghapi proses kematian).
19.   Educate to promote self care and optimal independence (Mengajarkan untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal).


 C. APLIKASI

Keperawatan Gerontik adalah Praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua (KOZIER, 1987). Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.




7. Keperawatan komunitas


KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. DEFINISI

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan dan kesejahteraan baik keluarga maupun masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya secara mandiri serta memecahkan masalah tersebut sesuai dengan kemampuannya sebelum meminta bantuan kepada orang lain. Seorang perawat komunitas perlu menguasai teori dan model konseptual yang digunakan dalam keperawatan komunitas; peran, fungsi, dan etika perawat komunitas; ilmu penunjang dalam praktik kesehatan komunitas; standar praktik keperawatan komunitas; serta praktik keperawatan komunitas itu sendiri agar tercapai peningkatan kesehatan komunitas.


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut  (Elisabeth, 2007).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).
  1. B.            KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).

B. FUNGSI

1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan ( provider of nursing care )
2. Sebagai pendidik(health educator)
3. Sebagai pengamat kes (health monitor ).
4. Koordinator Yankes (coordinator of servises)
5. Sebagai pembaharu ( inovator )
7. Sebagai panutan ( Role Model )
8. Sebagai Tempat Bertanya ( Fasilitator )
9. Sebagai Pengelola ( Manager )

C. APLIKASI

Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu asuhan keperawatan yang dilakukan kepada individu, keluarga dan masyarakat disuatu komunitas tertentu. Pada kasus ini kelompok kami membahas tentang asuhan keperawatan komunitas nelayan di Desa Muara Buaya.
Masalah kesehatan yang muncul di komunitas  Desa Muara Buaya yaitu diare yang disebabkan oleh tidak tersedianya air bersih, pelayanan kesehatan yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan tentang cara penangan diare, memberikan cairan oralit atau cairan gula garam, menganjurkan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan mengajarkan kepada masyarakat untuk selalu mencuci tangan sebelum makan. Banyaknya  pasangan usia subur yang belum ber KB, ibu–ibu yang tidak terbiasa membawa anaknya untuk imunisasi, serta kurangnya perawatan diri dan lingkungan.  Pelayanan yang dilakukan yaitu melakukan pendidika kesehatan tentang pentingnya dan manfaat KB, pentingnya imunisasi serta perawatan diri dan lingkungan

Langkah-langkah keperawatan komunitas
  1. Pengkajian
  2. Diagnosa
  3. Intervensi
  4. Implementasi
  5. Evaluasi

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Merupakan proses pengumpulan data dan upaya untuk dapat mengenal masyarakat dengan beberapa komponen antara lain:
  • Data demografi
  • Geografi
  • Fasilitas fisik
  • Sistem pemerintahan
  • Ekonomi
  • Sistem sosial
Tujuan dari pengkajian keperawatan komunitas ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif atau negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan









6. Keperawatan keluarga


KEPERAWATAN KELUARGA


A. DEFINISI
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) mengatakan Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga pada unit atau kesatuan yag dirawat, denngan sehat sebagai tujuan melalui pegobatan sebagai saran atau penyalur.

Peran Keluarga dalam keperawatan
 Keluarga sebagai unit pelayanan yang dirawat
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara _esame anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan.


  1. Pengertian keluarga dan pengertian keperawatan keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 1989).
Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004).
  1. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
1)      Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2)      Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3)      Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4)      Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5)      Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
1)      Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.
2)      Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.
3)      Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya.
4)      Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
5)      Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
6)      Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran agama.
7)      Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
8)      Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi anak-anak.
9)      Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.
Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatin dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.


B. FUNGSI
      Peran Perawat dalam Memberikan Asuhan Perawatan Keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:
      a.       Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
      b.      Pengenal atau pengamat masalah kebutuhan kesehatan keluarga
      c.       Coordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga
      d.      Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya
      e.       Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku yang sehat


C. APLIKASI

Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga