Minggu, 07 April 2013

perkembangan iptek di dunia kesehatan

Diposkan oleh Diary Mufidah di 2/27/2011 05:24:00 AM 

BAB I 
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia tertinggal jauh dan sangat memprihatinkan dibanding Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat bahkan pula di Negara-negara Asia misalnya Jepang dan China. Hal ini disebabkan karena :
1. Masih terbatasnya orang indonesia yang mendapat pendidikan barat terutama pendidikan tinggi.
 
2. Kurangnya keinginan dari pemerintah maupun perusahaan swasta yang ada di Indonesia untuk melakukan ahli teknologi.
3. Tidak adanya inovasi teknologi yang berarti di dalam masyarakat indonesia itu sendiri,ilmu pengetahuan dan teknologi di indonesia mulai berkembang dimana ditandai dangan adanya perguruan tinggi dan pusat-pusat penelitian seperti lembaga ilmu pengetahuan (LIPI) dan juga badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT).
Realita yang memprihatinkan itu bukan dilihat dari prestasi beberapa bidang IPTEK yang telah di capai seperti temuan aplikasi teknologi DNA, temuan bibit padi unggul, temuan vector medan laju percepatan gerak lempeng teknologi, rancangan banunan pesawat remotely pilotely piloted vehicle, memperoleh penghargaan internasional fellowship L’oreal-unesco for woman in science, mendapat medali emas pada internasiaonal exhibition of invention new techninique and peroduct memperoleh the first to nobel prize di bidang fisika tingkat SMA , hingga temuan nutrisi baru yang di sebut saputra, yang memang semua itu perlu di syukuri . Tetapi keprihatinan itu muncul pergerakan dampak perkembangan IPTEK itu memang tidak segaris lurus dangan pencipta kesejahteraan masyarakat dalam rangka kebijakan IPTEK secara nasional,


B. TUJUAN PENULISAN
Stabilitas keamanan dunia dapat tercapai setelah Perang Dingin. Pada masa-masa ini, dunia tidak lagi dihadapkan pada kekhawatiran meletusnya Perang Dunia III serta kerusuhan yang menggoncangkan jagat bumi, sehingga manusia bebas berkarya. Keadaan seperti inilah yang harus dimanfaatkan untuk melakukan percobaan-percobaan dan penemuan teknologi mutakhir. Salah satunya dalam bidang kesehatan yang terus muncul sejuta permasalahan yang wajib diselesaikan. Masih banyak jenis penyakit tanpa obat penawar maupun alat pendeteksinya.

C. RUMUSAN MASALAH
Dalam mendengar tentang perkembangan kesehatan setelah Perang Dunia II, ada beberapa hal yang kiranya perlu dibahas, antara lain :
• Apa bukti perkembangan dari bidang kesehatan?
• Siapa saja penemu peralatan medis pada waktu itu?
• Bagaimana sejarah penemuan alat-alat medis tersebut?
• Apa saja jenis penyakit baru yang berhasil ditemukan?
• Bagaimanakah penyakit-penyakit itu?

BAB II
PEMBAHASAN
• Bentuk Perkembangan IPTEK Bidang Kesehatan
Pengetahuan bidang kedokteran berkembang pesat pada abad ke-20, khususnya setelah selesainya Perang Dunia II. Salah satu bentuk dari perkembangan itu yakni dengan ditemukannya beberapa peralatan medis. Hal ini merupakan awal dari teknologi yang semakin canggih hingga saat ini. 
Seorang insinyur Amerika Wilson Greatbatch sedang mengerjakan sebuah alat yang merekam detak jantung yang tak beraturan, ketika memasukkan jenis resistor yang salah ke dalam temuannya. Sirkuit tersebut berdenyut, lalu diam, lalu berdenyut lagi, yang mengarahkan Greatbatch untuk membandingkannya dengan denyut jantung manusia dan jadilah dia menemukan alat pacu jantung pertama di dunia yang bisa ditanamkan dalam tubuh pasien. Sebelum versi yang bisa ditanam digunakan pada manusia dari tahun 1960 dan seterusnya, alat pacu jantung bersifat eksternal yang ditemukan oleh Paul Zoll pada tahun 1952. Ukurannya kurang lebih sama dengan sebuah televisi dan mengirimkan aliran listrik ke dalam tubuh pasien yang sering membuat kulit terbakar. Greatbatch juga meneruskan membuat baterai lithium-iodide untuk menjalankan alat pacu jantung buatannya. Meskipun demikian, menurut data resmi WTO penyakit jantung masih menempati peringkat pertama penyebab kematian di dunia.
Sejak akhir abad ke-19, para dokter telah menggunakan peralatan untuk melihat bagian dalam telinga pasien serta berbagai tempat tersembunyi lainnya. Peralatan endoskoi modern yang lebih fleksibel pertama kali dibuat oleh Basil Hirschovitz pada tahun 1957 menggunakan serat optik untuk mencapai bagian yang lebih dalam dengan lebih nyaman. Peralatan ini dapat lebih tepat mendiagnosa adanya penyakit atau ketidakberesan dalam tubuh manusia.
Sinar X ditemukan pada tahun 1895 oleh seorang Jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen. Gambar sinar X pertama yang diambil oleh Rontgen adalah gambar tangan istrinya, Albert von Kolliker. Kemudian pada tahun 1972, Godfrey Hounsfield berhasil membuat sebuah scanner yang menggunakan sinar x dengan intensitas lemah untuk menghasilkan suatu gambar daignosa. Scanner ini lebih aman daripada sinar x dan pada saat ini penggunaannya meningkat. 
Perkembangan dunia kedokteran pada abad ke-20 juga ditandai denagn penemuan berbagai macam penyakit baru yang belum dikenal sebelumnya. Namun kadangkala penemuan sebuah penyakit baru tidak diimbangi dengan penemuan obat atau sistem penyembuhannya. Di antara penyakit-penyakit tersebut yang sempat menjadi isu global adalah :
1. AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV, atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.
Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun.
Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging. Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada. Hari AIDS sedunia diperingati setiap 1 Desember untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV.
2. Antraks
Panyakit antraks yang disebut juga sebagai radang limpa, radang kura, miltbrand, miltvuur, splenic fever adalah zoonosis yang akut, umumnya bersifat sepsis dan fatal. 
Penyebab penyakit adalah Bacillus anthracis yang berben¬tuk batang dengan ujung persegi dan tajam, berpasang-pasangan ataupun berantai. Basilus ini bersifat aerob, Gram positif, tidak motil, berkapsul, tahan asam dan membentuk spora. Spora antraks ini akan terbentuk bila O2 berlebihan dan dapat bertahan di lingkungan selama 25 sampai 30 tahun. Selain itu, penyebab penyakit ini tahan pembekuan cepat pada -72 °C, tahan desinfektan dan panas. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan.
Antraks biasa ditularkan kepada manusia karena disebabkan pengeksposan pekerjaan kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang sakit, misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks. 
Penyakit ini telah dikenal manusia sejak ribuan tahun yang lalu dan kejadian pada manusia sejak zaman Romawi telah diketahui penyebabnya yaitu karena konsumsi daging dari hewan yang terkena serangan penyakit antraks. Di Indonesia penyakit ini merupakan zoonosis penting kedua setelah rabies dan telah diketahui adanya sejak tahun 1884 di Teluk¬betung (nama sekarang: Bandarlampung).
Antraks dilaporkan terjadi di hampir seluruh dunia baik di negara maju maupun berkembang seperti di Inggris, Perancis, Jerman, Siberia, Iran, Tibet, Cina, India, Arabia, Amerika Selatan, beberapa negara Afrika, Australia, Jepang dan Indonesia.
3. Flu Burung
Flu burung (avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkit burung dan mamalia. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtype yang dicirikan dari adnya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 variasi H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtype H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari. 
Sebenarnya kasus flu burung telah muncul sejak tahun 1878 di Italia, dimana pada saat itu banyak ditemukan unggas yang mati mendadak. Namun penyebab matinya unggas tersebut baru diketahui pada tahun 1955 yang ternyata adalah virus influenza. Pada awalnya virus ini dikenal tidak berbahaya karena tidak dapat menyerang spesies lain termasuk manusia karena perbedaan jenis reseptor virus, namun setelah ditemukan bahwa flu yang menyerang unggas ini juga menyerang 2 anak laki-laki pada tahun 1997 di Hongkong dan menyebar ke seluruh Asia, serentak kasus flu burung menjadi pandemik yang mengkhawatirkan semua pihak di dunia. 
Tiongkok, lagi-lagi ditunjuk sebagai Negara tempat asal muasal dimana virus yang menyerang unggas ini dapat bermutasi menyerang manusia. Propinsi Guandong diketahui merupakan sumber asal timbulnya keturunan virus Flu burung paling ganas yang kemudian menyebar secara internasional. Penemuan ini dihasilkan dari penelitian yang mencari rentetan genetik virus yang disimpan dalam Bank gen, sebuah akses umum yang menyimpan sumber data informasi genetika. Dari hasi kerangka model pohon, diketahui virus dari Tiongkok merupakan versi dasar virus yang diteliti dan diambil dari beberapa kasus flu burung di seluruh dunia. Besarnya peternakan unggas di Tiongkok dan minimnya pengetahuan serta kedekatan jarak antara tempat tinggal peternak dan kandang menjadi salah satu faktor yang memicu cepatnya mutasi dan penyebaran virus ini. 
Propinsi lainnya yang diduga menjadi daerah tempat penyebaran virus lain adalah propinsi Qinghai yang berada di sebelah barat laut Tiongkok. Penyebaran virus ini sangat cepat terutama di Negara-negara sekitar seperti Indochina, India, Asia Tenggara dan juga benua Eropa. Namun di Negara-negara tersebut virus mematikan H5N1 terbukti tidak menyebar kemana-mana dan hanya menjangkiti daerah tersebut.
Virus flu burung dapat dengan mudah tersebar dan untuk wilayah dimana terdapat banyak peternakan unggas resiko terjangkit penyakit ini menjadi lebih besar. Penyebarannya dari Negara satu ke Negara lainnya diketahui disebarkan oleh migrasi burung liar dimana virus berpindah dari tetesan sekresi burung yang terinfeksi yang mengenai peternakan unggas komersial dan juga lingkungan disekitarnya. Resikonya menjadi lebih besar bilamana peternakan tersebut berada di alam terbuka dimana burung liar atau unggas domestik dapat dengan mudah bergabung dan mencemari sumber air/makanan dengan tetesan sekresi yang terinfeksi virus flu burung. Selain itu pasar burung yang becek serta kondisi sanitasi yang tidak baik dapat menjadi kondisi yang pas untuk penyebaran penyakit. 
Virus yang hidup dalam tubuh burung yang terinfeksi dikeluarkan dalam jumlah yang besar lewat tetesan sekresi burung yang dapat mencemari debu dan tanah tempat mereka singgah atau tinggal. Virus itu kemudian berterbangan di udara dan dihirup oleh burung lain sehingga menyebabkan burung tersebut terinfeksi. Virus ini juga dapat terbawa oleh kaki dan badan hewan serta tubuh serangga yang berfungsi sebagai perantara penyebaran. 
Tikus dan lalat serta hewan yang tinggal di tempat yang kotor merupakan vector mekanis utama penyebaran virus flu burung. Pada manusia, virus dapat disebarkan saat manusia bersentuhan dengan sekresi burung yang terinfeksi. Virus dapat menempel di peralatan, kendaraan, pakan dan kandang serta pakaian yang nantinya berpindah dari satu lahan peternakan ke yang lain. Virus yang menempel ini dapat menginfeksi manusia saat tidak sengaja menghirup atau tertelan ke dalam tubuh. 
Virus ini juga masih dapat hidup dalam daging unggas yang tidak dimasak dengan benar dan menginfeksi manusia kala memakan daging yang mengandung virus tersebut. Virus flu burung dapat hidup pada suhu dingin, dan kotoran yang terkontaminasi selama 3 bulan. Virus dapat bertahan dalam air selama 4 hari dengan suhu 22 derajat celcius dan lebih dari 30 hari di suhu 0 derajat. Dalam 1 gram kotoran yang terkontaminasi, terdapat virus yang dapat menyerang 1 juta burung. 
Flu burung menyebar dari satu Negara ke Negara lainnya melalui perdagangan hewan ternak yang masih hidup, migrasi burung dan burung air. Infeksi virus yang dibawa oleh mereka hanya menyebabkan pengaruh yang kecil bagi tubuh mereka tapi dapat dengan mudah ditularkan melalui tetesan sekresi sekali saja dalam penerbangan yang sangat jauh.
Di Indonesia, pada rentang jarak antara bulan Oktober 2003 hingga Februari 2005, virus flu burung telah merenggut nyawa 60 orang dan mematikan 14,7 juta ekor ayam. Penyebarannya di Indonesia ditengarai diawali dari kabupaten Indramayu dimana di kabupaten tersebut kerap menjadi lalu lintas migrasi jutaan burung terutama saat perpindahan musim. Kepulauan rakit, yaitu pulau Rakit Utara, Pulau Gosong, dan Pulau Rakit Selatan adalah tempat beristirahatnya burung-burung dari Australia dan Eropa yang bermigrasi.
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis. Penanganan medis msupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara anti virus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramiadase (neuramidasi inhibitor), antara lain Ostamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari anti virus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
• Abad ke-20 dikatakakan sebagai abad teknologi. Sebutan ini muncul karena kemajuan teknologi secara pesat dan nyaris tak pernah terpikirkan pada abad-abad sebelumnya. Berkembangnya teknologi ini khususnya terjadi setelah berakhirnya Perang Dunia II. 
• Perkembangan teknologi di bidang kesehatan ditandai dengan inovasi peralatan medis serta ditemukannya berbagai jenis penyakit baru.
B. SARAN
Berbagai perkembangan yang terjadi di dunia akan membawa dampak yang luas terhadap sistem kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia tanpa terkecuali Indonesia. Agar tidak mengubah tujuan utama dari pengembangan teknologi hendaknya masyarakat tidak terlalu tergantung pada teknologi. Akan tetapi, juga tidak meninggalkan terlalu jauh. Menggunakan seperlunya sebatas kemampuan diri masing-masing. Dalam dunia kesehatan, banyak “pekerjaan rumah” yang perlu dievaluasi. Untuk itu, akan lebih baik bila teknologi yang ada dijaga dan perlu dikembangkan lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar