Sabtu, 18 Mei 2013

3. keperawatan medikal bedah (sectio casarea)


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. DEFINISI

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ( SECTIO CAESAREA )
Sectio caesaria
adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melaluidinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi padadinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janindi atas 500 gram (Sarwono, 1991).Jadi operasi Seksio Sesaria ( sectio caesarea ) adalahsuatu pembedahan guna melahirkan janin ( persalinan buatan ), melalui insisi pada dindingabdomen dan uterus bagian depan sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dandinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat.


Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).
askep-scJadi operasi Seksio Sesaria ( sectio caesarea ) adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin ( persalinan buatan ), melalui insisi pada dinding abdomen dan uterus bagian depan sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat.
Indikasi Sectio Caesaria

Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia )
Indikasi sectio caesaria pada Ibu
Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul )
Disfungsi uterus
Distosia jaringan lunak
Plasenta previa
His lemah / melemah
Rupture uteri mengancam
Primi muda atau tua
Partus dengan komplikasi
Problema plasenta
Indikasi Sectio Caesaria Pada Anak
Janin besar
Gawat janin
Janin dalam posisi sungsang atau melintang
Fetal distress
Kalainan letak
Hydrocephalus
Kontra Indikasi Sectio Caesaria :
Pada umumnya sectio caesarian tidak dilakukan pada janin mati, syok, anemi berat  sebelum diatasi, kelainan kongenital berat (Sarwono, 1991)
Jenis – Jenis Operasi Sectio Caesarea

1. Abdomen (sectio caesarea abdominalis)
a. Sectio caesarea transperitonealis
SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada corpus uteri)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm.
Kelebihan :
  • Mengeluarkan janin dengan cepat
  • Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
  • Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan
  • Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealis yang baik
  • Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan
  • SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim)
b. SC ektra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdominal
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm
Kelebihan :
  • Penjahitan luka lebih mudah
  • Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
  • Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum
  • Perdarahan tidak begitu banyak
  • Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil
Kekurangan :
  • Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat menyebabkan uteri  pecah sehingga mengakibatkan perdarahan banyak
  • Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi

B. FUNGSI

1. membantu ibu yang akan melahirkan karna tidak bisa melahirkan dengan normal
2. Dan merawat ibu yang telah melahirkan dengan baik

C. APLIKASI

      Perawatan post operasi sectio caesarea.
             1). Analgesia
Untuk wanita dengan ukuran tubuh rata – rata dapat disuntikkan intramuskuler yaitu mepedivin setiap 3 jam sekali bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikkan dengan cara serupa 10 mg morphin. Jika ibu berukuran kecil dosis mepedivin yang diberikan adalah 50 mg dan jika berukuran besar dosis yang paling tepat adalah 100 mg mepedivine.
              2). Tanda vital
Pasien dievaluasi sekurang-kurangnya setiap jam sekali paling sedikit 4 jam dan tekanan darah, nadi, jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan fundus uteri serta pengukuran suhu badan harus diperiksa pada saat dini.
           3). Terapi cairan dan diet
Karena selama 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi maka pemberian cairan infus harus cukup banyak dan mengandung elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi hipertermia dan dehidrasi.
          
           4). Mobilisasi
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan. Penderita miring ke kiri dan ke kanan sudah dapat dimulai sejak 6 – 10 jam setelah penderita sadar. Latihan pernafasan dilakukan penderita sambil tidur terlentang, sedini mungkin setelah sadar.
5). Perawatan luka
Luka insisi diinspeksi setiap hari untuk mengetahui penyembuhan luka. Secara normal jahitan kulit diangkat pada hari ke empat post partum. Pasien sudah dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar